The Ninth Year


#EA5512, tagar yang menjadi judul blog ini, baru saja per lima hari lalu melangkah memasuki tahun kesepuluh. Sejak awal ditetapkan, tagar itu juga merupakan doa agar kami selalu ingat hari saat perjanjian yang berat (mitsaqan ghalizan) terucap. Kami bisa saja memilih nama ‘Romas Family’ seperti yang biasa disematkan oleh teman-teman di sini, tapi tentu maknanya tidak sedalam EA5512. Unsur yang ada di dalamnya adalah kesatuan tak terpisahkan. Ah, tiba-tiba jadi ingat kata-kata di tulisan pak A di sini dulu …

… ini yang paling penting: tidak ada lagi yang namanya Ega atau Aisar. Karena mulai saat ini yang ada hanya “Ega dan Aisar”, satu dalam satu kesatuan. Sehingga yang namanya sikap saling menghargai, saling mengerti, dan saling terbuka tidak penting lagi untuk dibahas. Atarimae!* Saya pikir inilah esensi terbesar dalam pernikahan, sisanya akan kita hadapi bersama.

Atarimae oleh Aisar Romas
* istilah orang Jepang untuk menggambarkan fenomena yang sangat lumrah terjadi
Continue reading

Atarimae – An After Married Reflection (Husband Side)


Aisar - La Renaissance

Sejak dulu saya tidak pernah percaya ada cinta yang tak harus memiliki. Buat saya, cinta itu ibarat sungai, semakin dalam, maka semakin deras alirannya. Begitu juga dengan cinta, semakin hari semakin ingin bertemu, semakin dalam semakin derasnya terasa cinta itu hingga tak kuasa hati ini membendungnya. Maka tak ada jalan lain selain memilikinya, mencurahkan semua cinta itu padanya, sang tambatan hati.

Dialah Ega Dioni Putri, cewek yang cuek tapi manja, keras kepala tapi cukup peka, ceroboh tapi detil dan teliti. Dibilang cantik.. relatif sih, dibilang pinter dan soleh juga relatif. Walaupun plusminus-nya begitu rumit dan sulit dihitung, toh tidak butuh waktu lama sejak pertama kali saya ungkapkan rasa suka padanya, hingga saya meyakini, bismillah dialah partner hidup yang terbaik untuk saya dunia akhirat.

Namun jalan menuju pernikahan kami kebetulan kurang mulus. Ditentang habis-habisan oleh Ibu yang menganggap saya belum cukup umur, membuat saya sempat terjepit di antara dua kewajiban: berbakti…

View original post 243 more words