#ea5512 Di H-1, rayuan terakhir dilancarkan. E: “Eh, baby class buat expecting daddy itu besok lho. Ikut, ya?” A: “Haaa..aku ntar belajar dari YouTube aja, deh” E: “Yee, ya beda dong experience-nya antara duduk di kelas sama nonton video..demi anak pertama harus mau spare time dong ikut ginian, apalagi kita di sini ada banyak kesempatan dan fasilitas bagus buat belajar..kalo nggak dipaksa pasti nggak sempet terus, deh. Tuh, baca buku parenting dari library juga baru dikit, kan. Justru ikutan kelas itu ngehemat waktu, nggak perlu banyak baca buku udah disarikan materinya..bisa berinteraksi juga sama pematerinya, nanya-nanya, kalo baca buku atau nonton video kan cendeung pasif…bla bla bla…” *ceramah mode ON* A: “Iya..iya..ntar aku sempetin kok belajar online…masa aku sendiri, ntar nggak ada temennya (di kelas) gimana?” E: “Yaelah kalo prinsipnya apa-apa online ya kamu juga kuliahnya online aja, nggak usah jauh-jauh ke sini, kan bisa dapat sertifikat juga sekarang” A: “Tapi kan nggak dapat nilai” E: “Lha emang kamu kuliah demi nilai apa ilmunya???” *keluar tanduk* A: “Haaa..uhhh..huh..” *dilanjutkan cengar-cengir* E: “Udah kudaftarin pokoknya. Mau ya?” A: “Huhu..iya” Percakapan serupa kerap terjadi. Aslinya mau, tapi malu atau sengaja minta korting 😛 Sebelumnya udah beberapa kali diceritain soal fenomena “keberadaan ayah yang antara ada dan tiada” dalam pendidikan anak di Indonesia, dengan harapan doi bisa mulai siap-siap biar nggak jadi ayah “magabut” alias makan gaji buta >> mau ‘bikinnya’ aja, ogah ngurusnya :)) Dad is Having a Baby, Too! Happy 32th mensiversary, dear Aisar :v
Posted by Ega Dioni Putri via Facebook