First Trip to Safari Park in Japan


We finally made to go to safari park in Japan! After our first experience (for me, with my EA5512 family) to safari zoo in Ohio, US, three years ago, we actually looked forward for the chance to visit safari in Japan too when since moving to Tokyo, but the desire just soared again recently. On July, Aisar once planned a trip to Hakone with a neighbor family, and one of attraction / destination I suggested to visit is Fuji Safari Park. Unfortunately, we had to cancel the trip due to the raise of confirmed corona case.

Two months later, I tried to offer the trip again to Aisar and he said “YES”. Yey!!! There we were.. watch full documentation in the vlog below. It’s English subbed, so everyone can enjoy it!

And the following is my post about the video on Instagram:

 

View this post on Instagram

 

New video up on my channel, mixed in 3 languages with EN subtitle! Warning: cuteness overload ♥️ Liputan perjalanan minggu lalu ke taman safari di dekat gunung Fuji: Fuji Safari Park. Ini pertama kalinya mama beneran ngedit video bertema “family trip” (perjalanan bersama keluarga #ea5512) sejak resmi nge- #vlog. Banyak yang cute di video ini, baik nak-kanak duo gemes Romas brothers maupun wan-hewan di #safaripark. Buat yang liburan musim panasnya udah abis, jangan khawatir! Destinasi ini cocok untuk musim apa pun kok.. dan bisa ditempuh dengan kereta/bus buat yang nggak bisa pakai mobil. Mama masukkan infonya juga di akhir video. Ke #fujisafaripark rugi kalo nggak sekalian mampir tempat lain. Awalnya kami berencana metik buah (lagi) di sekitar sana (Shizuoka), tapi setelah nelponin beberapa kebun sekitar jam 2 siang, ternyata sudah pada tutup hari itu (biasanya karena stok buah yg bisa dipetik udah habis.. datengnya hari Minggu sih, dapet pun yg sisa-sisa kadang), jadi kami cari alternatif lain, dan akhirnya ke Gotemba FO. Lumayan, dapat Yupi asli Indonesia dan sepatu baru buat suami. Wkwk.. nah, kebetulan kalo naik bus jg harus dr Gotemba eki. So, bisa jadi alternatif kalo sehari mau main ke dua tempat kaya kami. Yang di Indonesia, sabar ya sampai bisa main ke sini 😅 #jalanjalanjepang #safarizoo #liburankejepang #triptojapan #summervacation2020 #safariparkjapan #富士サファリパーク #富士サファリ #youtubevlogger #borntotravel #vlogmamaega #ea5512trip #wisatakejepang #vloggerjepang

A post shared by Ega Dioni Putri (@egadioniputri) on

//www.instagram.com/embed.js
via IFTTT

Undokai 2019


Untuk kedua kalinya Musa ikut undokai (運動会:program semacam pertunjukan olah tubuh di sekolah) dan kali ini alhamdulillah anaknya super genki (元気:sehat, bersemangat, berenergi). Pengalaman tahun lalu bisa dibaca di sini. Seru mana? Seruan tahun lalu! Hehe. Tahun ini tidak banyak games ditampilkan karena acara ingin diselesaikan cepat sebelum jam makan siang. Positifnya, Mama tidak perlu bikin bento!

PART 1

https://www.instagram.com/p/B3mYuvjhjhH/

PART 2

https://www.instagram.com/p/B3mdz1Qhzpt/

PART 3 – end

https://www.instagram.com/p/B3nZlpxBnNS/

Getting Back My Lost Bag in Germany


Story on Mar 8 – 9th 2018

The moment when I lost my whole bag in Stuttgart with two cellphones, one camera, wallet, and.. residence card + passports inside was really draining me. Many parties were involved in this case, from hotel receptionist to information-desk staff in the train service office. I got ambiguous information from one party and another which made picking my bag is longer than finding bag itself. Yes, even though I disappointed with the security of the city after I found nothing when I came back to suspected location soon after happening, my doubt was also quickly gone within one hour later when I got news via phone that my bag had been saved by the authorities. WOW!

LOST AT MIDNIGHT

That day, I was super tired after duet Swiss trip with my son. Our bus arrived at Kornwestheim station nearly midnight. My husband picked us and helped me to handle Musa. While waiting for the train to go back to our hotel, we took a rest by sitting next each other in the platform. I didn’t remember how I put my bag in the bench, but I can recall that I strolled around to kill the time and made my body warmer. It was very cold at that time and because midnight, only a few trains coming in an hour. When I was still walking sleepily here and there, my hubby suddenly headed me while pushing Musa’s stroller, leaving his sit too. Soon afterwards, the train was coming and we rode it. Inside the train we chatted each other like nothing wrong happened. We arrived at the hotel, came in to the room, and…… I knew my bag was not with us. Nobody remembered with the bag during the moment!!!

I got panic.

My short thought wanted me to go back to the station right now, but Aisar reminded me that the train had finished so although I could go to Kornwestheim, I wouldn’t get train back to Nordbahnhof, the closest station to our hotel. Taxi! Why not? Aisar didn’t agree because as his experience it couldn’t take credit card, whereas we ran out of euro cash. He suggested me to wait until the morning came.

However, how could I wait? Continue reading

When in Derawan Paradise


Derawan Islands is part of Berau regency in the eastern of Borneo. We went to two of the islands, Derawan and Maratua, while visiting our family in Balikpapan. I can’t tell you enough about the beauty, but let me pick the most thrilling story when we were trapped in Maratua Island and couldn’t go back to our hotel in Derawan Island due to high tidal wave and strong wind following thunderstorm at the night beforehand.

Family portrait in Maratua

Family portrait in the paradise called “Maratua”, the Maldives of Indonesia

First info about the islands came from Aisar’s big brother we visited who has been there for twice. Until D-1 before departing, the guide and travel package was not decided yet, but finally we got a deal price for full trip boat and meals. Unfortunately, we couldn’t cancel the hotels we booked via app long time ago even though they actually offered much higher price than the travel. So, it’s better to get prepared from the beginning by finding trusted travel guide before you come because the service starts since in the airport (ex: Kalimarau airport in Berau.

Jadi, tips kalau mau ke pulau-pulau gini: JANGAN NGETENG, deh! Bisanya sih bisa, tapi resikonya tinggi dan buang waktu.

Kenapa buang waktu? karena begitu tiba di bandara, kita butuh naik mobil sekitar 2-3 jam menuju ke pelabuhan Tanjung Batu. Nah, itu kalo misalnya nggak pakai paketan dan nembak langsung, belum tentu ada mobil rentalan tersedia. Harus nunggu, deh. Kalo pun ada yang datang, belum tentu juga mobilnya bisa ditumpangin karena bisa jadi orang lain udah ada yang booking via online. Lalu, begitu tiba di pelabuhan, kalo kita ambil paket, akan ada speed boat yang sudah menunggu. Sesampai di pulaunya, juga sudah ada staf hotel yang akan menyambut. Mereka saling berkoordinasi terkait waktu kedatangan dan keberangkatan pelanggan. Makan siang atau malamnya pun sudah jelas di mana dan kita nggak perlu bayar apa-apa lagi. Terkait makan, bisa di warung atau catering, tergantung situasi kondisi dan kebijakan masing-masing agen. Kami hanya makan sekali saat dinner di pulau, kemudian keesokan harinya dapat bento (dikotakin tupperware) karena seharian keluar naik boat ke pulau-pulau sekitar Derawan, yang akhirnya kami terjebak di Maratua (baca ceritanya di bawah).

Contoh beresikonya ya kalo misalnya ada kejadian tak disangka seperti kami, andaikan ngeteng mungkin kita nggak akan diperhatikan atau diurusin segitunya. Waktu terdampar di Maratua, kami ketemu satu keluarga yang dadakan gitu ke Derawan-nya. Dari Samarinda, mereka nyarter mobil beserta sopirnya. Ternyata sopirnya nggak paham jalan dan kondisi mobilnya pun jelek, pakai mogok dan harus bermalam segala di tengah perjalanan karena sopirnya nggak kuat. Wkwk. Terus pas udah sampai di pulaunya, mereka pun sepertinya diarahkan langsung ke penginapan terdekat dari pelabuhan yang tampaknya sudah marked up juga harganya. Selain itu, boat mereka tentu saja juga ‘sedapatnya’ yang ada di pelabuhan. Kalo ditotal harga sewa boat sehari jatuhnya lebih mahal daripada kalo kita ambil paketan. Sama seperti harga hotel yang sudah disinggung di atas, kami dapat harga 2x lipat di aplikasi Trav*lok* daripada tarif hotel yang ditawarkan dalam paket, padahal fasilitasnya lebih bagus yang di paket T___T.

Selanjutnya, biarlah posting-an Instagram berikut yang melengkapi cerita kami :))

Continue reading