Walking One Mil for Little Picnic


Musa had his first picnic with his kindergarten friends and teachers today. This picnic was called engai (園外) which is literally out of garden (園 refers to ‘kindergarten’). It’s a simpler version of ensoku (遠足), another common term in Japanese kindergarten life, which means “excursion”, a more serious and farther trip that usually needs guardian to accompany the kid.

For this little picnic, the kids have been prepared since a week before by doing simulation. One day, they were brought to walk around the kindergarten. In another day, the teachers asked the parents to bring the kids lunch without box and necessary equipment such as waterproof mat, plastic bags, plus wipes. At that time, the rain was falling, so they moved simulation location from school yard to the classrooms, Musa and friends were practiced to:

  • unfold and fold the mat
  • open their bento (in onigiri wrap or sandwich wrap, whatever foods without box) and eat without table
  • cleaning their hands without water
  • put everything, including the water bottle, to be fit into their school rucksack (usually they put more stuffs in a tote bag)

How was the Day-D? The result was awesome! Continue reading

Road to Kindergarten


View this post on Instagram

[幼稚園に行くについて – Answering FAQ about #musaromas #roadtokindergarten: “Can we enter youchien after April? Yes, we can 😊 I’m gonna explain it at glance in Bahasa 🇮🇩 below] .. Beberapa hari ini dari Story banyakkk yg nanya “Kapan Musa mulai sekolah?” walaupun udah saya tulis scr implisit ‘next month’ atau ‘next week’ tetap pada bingung kayanya karena tahun ajaran baru di Jepang udah lewat, tapi kok ini malah masih persiapan.. makanya pada bilang “April tahun depan ya?” 😬 .. Cerita ini bermula dari sejak kami pindah ke Jepang dan Musa berusia 1,5 tahun lalu. Dengan alasan saya lagi cari part time job, kami iseng ikut daftar hoikuen (registered daycare di Jpg), dan tentu saja gagal, lha wong yang udah jelas-jelas mamanya kerja full time aja antriannya masih puanjaaang. Galau antara nanti saya dapat kerja tapi Musa belum dapat hoikuen, ditambah rasa males apply2 (ups..), niat melibatkan Musa dalam #pendidikanprasekolah di Jpg yg keren bgt itu pun terpaksa kami tunda dulu. .. Menjelang akhir tahun lalu baru Mama nyadar lagi target satu itu belum ada progress, pengen cobain daftar hoikuen lagi, jadi iseng update2 profil di online teaching, masukin lamaran part time ke tiga tempat, tapi tetap nggak terlalu niat kerjo sakjane.. dan itu nggak sesuai keilmuan saya semua 😭 Mulai ada yg kontak2, sempet ngerasain wawancara kerja di sini juga, tapi di tahun berikutnya (2018 ini) malah tawaran yg datang bukan dari itu semua. Hoikuen ga jadi didaftar, lanjut target toilet training biar bisa daftar TK begitu Musa tiga tahun. .. Setelah toilet training berhasil bulan April, dimulailah cari info TK yg masih buka registrasi setelah April. Ada dua TK di sekitar rumah. Si Papa kengaku (survei) TK yg terdekat, deadline Mei. Baru tau kemudian keduanya bukkyo youchien (Buddhist, punya kuil). Galau lah.. tertunda hingga Mei. Nemu Kugahara Youchien, yg ternyata TK Na~chan-nya teh @nelly_tri. Agak jauh, tapi kami mantap. Yasudah, sebulan setelah kengaku baru diputuskan daftar dan ikut interview. Alhamdulillah, hari itu juga dinyatakan diterima. Waktu masuk kami tentukan sendiri dan kami pilih bulan Juli agar Musa punya waktu adaptasi semester baru bulan 9 nanti. #mamayouchien 🙂

A post shared by Ega Dioni Putri (@egadioniputri) on

The next Monday (July 2) will be a big day for Musa. He’s going to begin the journey of being formal student in a Japanese kindergarten. As the newbie, he has to catch up his friends in the class who have already started their school three months ago. Musa couldn’t enter kinder at the same time like other kids once the new academy year nationally kicked off on April in Japan because he was still two years old. However, when a kid turned 3 years, it is possible to apply kinder after normal period as long as the school still has quotas and opens the recruitment. That’s what we did 🙂

Lebih lengkapnya tentang celoteh post Instagram yang saya share di atas akan dibahas di bawah. Ada beberapa hal yang perlu saya jelaskan tentang TK di Jepang.

Agak mengejutkan bagi saya bahwa di sini TK bisa dimulai dari usia tiga tahun. Cepet, ya? di Indonesia umur segitu masih playgroup, sedangkan di Amrik juga masih preschool. Lebih wow lagi kalo nyimak sebagian psikolog, salah satunya bu Elly Risman, menyarankan masuk sekolah baiknya dari umur lima, mengingat di usia 7 tahun lah otak mereka baru siap nerima pelajaran kognitif seperti membaca dan menulis.

Dulu, saya nggak kebayang masukin anak sekolah sedini itu, bahkan sempat terpikir jika kami berada di Indonesia mungkin saya akan pilih homeschooling melihat beban anak sekolah zaman now tidak seperti yang seharusnya. Namun, jujur aja, kalo kami dikasih kesempatan tinggal di negara maju selama masa pendidikan dasar anak, keinginan saya justru sebaliknya: sebisa mungkin anak bisa ikut sekolah. Beda soalnya pendekatan mereka sama negara kita. Di negara maju yg saya tahu seperti Jepang dan Amrik, anak balita nggak diajarin baca tulis, apalagi syarat “sudah bisa membaca” saat masuk SD, dan sekolahnya bisa dibilang isinya banyak main-main aja. Belajarnya sambil main. Mainnya seru-seru, serius, dan fasilitas memadai. Ala-ala Montessori gitu.. banyak program keluar sekolah dan bikin craft juga. Wah, senang lihatnya.. jadi boleh banget laaah masih kicik ikutan sekolah biar kereatif 😂

Balik lagi ke Jepang..

Continue reading