Hospitalized Due To Asthma


View this post on Instagram

Sakit apa Musa? Pertanyaan terbanyak buat mama dua hari ini. Cerita dulu ya.. • Hari ini ultah sekolahnya, tapi #musaromas nggak bisa ikut memperingati karena masih di RS. Ini fotonya waktu diulangtahunin ke-4 oleh warga sekolah Mei lalu. Bulan itu cuma masuk sehari itu aja pas kebetulan ada tanjoubikai (#誕生日会 – di mana warga sekolah berkumpul di hall tiap bulannya dan siswa yg ultah bulan itu naik ke panggung diselamati, dikasih hadiah berupa prakarya guru-gurunya, dinyanyiin, dll. ), terus sisanya tiga minggu doi bolos krn sakit macem-macem, tapi pada akhirnya malah penyakit yg tak disangka-sangka membuatnya opname. • Setelah pencarian yg cukup panjang hingga seluruh prosedur diagnosis dijalankan, saat itu dokter menyimpulkan ada Meckel’s diverticulum (メッケール憩室) di ususnya yg bikin doi waktu itu sakit perut bukan kepalang sampai dilarikan ke RS besar (#成育病院 aka @ncchd.go.jp). Kondisi tsb bawaan lahir dan kok ya kebetulan meletusnya kejadian itu di saat doi udah sakit bertubi-tubi sebelumnya. Disarankan operasi untuk mengangkat jaringan yg tersisa, tapi belum diputuskan waktunya hingga kini. Perlu komitmen waktu nunggu bocah 10 hari selama masa operasi dan recovery-nya yg mana papa harus cuti dan mama harus cari bantuan utk jaga adik. • Selang 4 bulan setelah opname pertama itu, Selasa pagi lalu Musa kami bawa ke ER lagi krn semalaman nafasnya berisik dan setelah 4x nebulizing di rumah tak kunjung membaik. Diobservasi sampai siang, keputusan dokter harus dirawat minimal 3 hari biar dapat masukan obat yg cukup utk membuka jalan napasnya. Kali ini, kami lebih bisa nerima krn emang asma adalah kondisi yg selama ini doi punya sejak sekitar usia 2 tahun. Setiap ganti musim, kelar taifu, perubahan cuaca yg ekstrim, lalu muncul batuk atau pilek, pasti langsung inhalation (吸入: kyuunyuu). • Dulu belum punya alatnya repot bgt, harus bolak-balik dokter cuma buat sedot ingus sama diuapin. Adiknya pun diduga punya penyakit yg sama. Kata dokter, “namanya jg saudara sekandung, gimana lagi”. Jadi kami harus tegar.. se-Tegar Rosa 🌹😄 Next step, mungkin akan cari dokter alergi biar mereka terpantau terus nafasnya dan bisa meminimalisir pemicunya. Yosh, ganbarimashou! 👦🏻 👶🏻

A post shared by Ega Dioni Putri (@egadioniputri) on

Musa is In Emergency


View this post on Instagram

Malam ke-25 Ramadhan ini Mama terjaga hingga sahur dengan baper maksimal. Sedih rasanya melihat hanya adik yg tidur di kasur, sementara abang #musaromas dan Papa masih di RS, setelah rangkaian evaluasi oleh tim medis yg mengikuti ikhtiar kami membawa Musa ke IGD karena seharian sakit perutnya tak kunjung sembuh dan memaksanya absen sekolah lagi untuk putaran ke-3 gara-gara sakit semenjak tahun ajaran baru dimulai awal Mei ini. Bulan kelahiran yg harusnya dilewati dgn sukacita, melalui sakit-sakit itu dari 胃腸炎 (flu perut) 気管支炎 (bronchitis) sampai 便秘 (konstipasi), kali ini sangat menguji kekuatan si abang dan kesabaran kami. Belum ditambah adik yg kena 風邪 (batpil) dan sempat ngalamin fase rewel tiap malem shg tidur hanya 2 jam slma bbrp hari. Mama pribadi jadi merasa diingatkan betapa sering lupa bersyukur saat anak sehat dan super aktif. Mungkin Allah’s will, “Lupakan Laylatul Qadr kalo PR kamu dgn manusia belum selesai.” 😢 • Ketika kita menyambut kelahiran anak, kita nggak pernah tahu rezeki apa dan ujian apa yg Tuhan titipkan besertanya. Ada yg hari-hari awal kehidupan sang bayi terasa indah dgn segala kelucuan si kecil, tapi ada juga yg sejak ananda lahir harus berjuang demi sekedar menggendongnya. Begitu menginjak usia balita, ortu yg diliputi dgn keindahan tadi, mulai mendapati tantangan demi tantangan menghampiri. Anak kadang ngadat ga mau dengerin kata ortu, tingkahnya banyak, bicaranya pun tak berhenti.. ketika kecewa maunya tak dipenuhi, bisa drama kumbara pula. Chaos! Di situ biasanya titik kritis saat ortu kehilangan idealisme untuk jadi mama papa ideal yg bisa selalu tersenyum manis, kemudian fix everything. Yes, if you haven’t, you’ll be there.. say we aren’t alone, ok? Padahal ya itulah ujian bapake emake. Ladang pahala kalo tetep sabar&waras. Parents life will be forever a sacrifice. • Alhamdulillah dikasih anak yg tak selalu kalem sehingga kadang accident happened, krn kalo mereka sampai sakit dan tak berdaya, hati kita yg akan luka. Alhamdulillah punya anak yg suka membuat gaduh, krn sepinya rumah saat mereka sakit tak lebih menenangkan. Alhamdulillah, syukurilah, dan bersabarlah, wahai Mama (dan Papa). Odaijini, Cintaku! #momwifereflection

A post shared by Ega Dioni Putri (@egadioniputri) on

Birth Story of Baby Noah


Setelah salah ngitung kalo adik lahirnya lebih telat dari abang Musa*, ternyata adik membuktikan dia bisa mencetak rekor proses lahiran yang jauh lebih cepat tanpa membuat Mama sakit lebih lama daripada perjalanan kakaknya dulu.

*Yang betul: sama-sama lahir hari Jumat sebelum Subuh di H-3 dari HPL, tapi adik 1,5 jam lebih mundur jamnya dari jam lahir kakak

Hari Kamis, H-1 persalinan

Seharian Mama cuma ngalamin sekali kontraksi palsu dan itu pun nggak serius, padahal hari-hari sebelumnya kadang dapet yang lebih sakit. Lumayan lama adik PHP-in Mama dengan Braxton Hicks ini. Sejak usia kandungan 36 minggu. Agak merasa bersalah karena Mama memang minim usaha kali ini, kurang jalan-jalan, malas keluar karena dinginnya winter, dan makin deket HPL malah banyak duduk njahit bantalan kasur bayi.

Siang hari, Mama nitip dibeliin birthing ball. Dipake dua kali sorenya, bentar-bentar doang paling lima menitan aja goyang-goyang di situ. Menjelang jam 6 malam, flek (“bloody show”) yang ditunggu-tunggu keluar juga. Baru disitulah mulai yakin adik bentar lagi lahir.. tapi, sampai tidur tengah malam nggak ada kontraksi sama sekali. Continue reading