Di Indonesia ini memang sering terjadi kebiasaan yang sebenarnya salah, tapi sudah jadi hal lazim. Kadang saking sudah mendarah dagingnya, kita jadi sungkan untuk mengikuti yang benar karena ah, ntar malah dianggap salah sama orang-orang. Salah satu contoh fenomena ini adalah tentang penulisan gelar. Heu.. saya baru merasakan bingungnya selama masa persiapan nikah, mulai dari membuat suvenir, mendesain undangan, mendaftar administrasi, sampai menulis identitas penerima undangan. Alhasil, telah terjadi inconsitency dalam keempat hal tersebut karena selalu saja kegalauan melanda saat menuliskannya >.<
Pas bikin desain suvenir sekitar dua bulan lalu, saya masih menulis gelar “Ir.” dan “dr.” di depan nama orang tua. Sebenarnya saya tahu sih kalau “Ir.” itu gelar ‘kuno’-nya S. + akronim bidang keahlian, jadi seharusnya ditulis di belakang. Namun, berhubung tidak siap dianggap tidak lazim, saya tetap tulis di depan seperti kebiasaan umum :roll:. Begitu pun dengan gelar dokter. Ohya, untuk gelar kedua calon mempelai sendiri…
View original post 1,037 more words