Welcome 2021! Hope we can be better persons in this year. Here I share our life in 2020 as posted on my IG.
Alhamdulillah for making this family of four survived another year! Last year we greeted the new year separately because Mama and Noah were on the way returning to Japan after grieving my father who passed away on Dec 23, while Musa stayed at Japan with Papa after he had his surgeon at the same day to remove Meckel’s diverticulum. Can you imagine how’s my feeling? I lost my dad and had chance to lose my son as well if the surgeon failed. Anyway, it passed and let us #welcome2021 ❤

Why “survived”?
Well, we all know that everybody was struggling in 2020. We shared universal problem to adjust life into new normal and tried to avoid as much as possible invisible creatures of God named coronavirus. This confirmed that we’re actually helpless without His power. Guess how could we stayed alive now if it is not because of Him? Guess how could we still have healthy mental after many unexpected things (postponed trips, cancelled events, limited movement, decreased income, me-time lack due to #stayathome kids, etc.) happened? That’s why, All Praise to Allah. May Allah help us to get out of this pandemic. Aamiin.
– Mama Ega –
Here are our BEST MOMENTS in 2020.
🔽
❤️ JAN – NOAH’s first birthday. We could still celebrate it with our daily circles in Japan: Indonesian Diaspora from “Pengajian Muslimah Kanto” and “Ota and Neighborhood”. Tokyo is snowing!!!
Adik Noah berulang tahun di saat turun salju di Tokyo dan sekitarnya. Jarang-jarang banget, kan. Namun, agenda pengajian hari itu menyibukkan kami sehingga tidak sempat berfoto-foto cantik dengan salju. Saljunya pun tipis-tipis saja, enggak sampai menumpuk. Syukuran satu tahunnya Noah dirayakan dengan bagi-bagi bento buat teman-teman kecil di PM Kanto (dihadiri 60 orang! anak-anak kalau tidak salah ada sekitar 20 orang), terus besoknya dengan tumpengan sama tetangga di rumah (25 orang hadir, alhamdulillah). Nobody worried about corona yet. Saat acara syukuran di rumah itu, pertama kali kami adakan sharing session Ota and Neighborhood bernama HANASHI (HAri Ngumpul dAn SHaring Info) yang kemudian berlanjut tiap bulannya secara online.

🔽
🧡 FEB – My brother’s wedding which forced us to go back to Indonesia at an unusual timing. At this time, we still planned to have proper “mudik” in the long holiday in the August as we do annually. Unfortunately, it became our last visit to homecountry and Papa even couln’t see his parents all year.
September 2019 sebelumnya, adik laki-laki saya melamar calon istrinya di saat H-2 kami kembali ke Jepang dari mudik tahunan. Sengaja dipercepat agar kami bisa mewakili (alm) Yangkung dan Yangti yang saat itu berhalangan karena kondisi Yangkung tidak memungkinkan (keluar-masuk RS sedang kemoterapi). Tadinya kupikir Papa enggak akan ajak kami mudik lagi untuk pernikahan Fio, tapi ternyata dia bilang kalo nikahan ya malah harus datang. So, there we were. Mudik cuma demi ke Sukabumi yang lumayan ‘masuk’. Wkwk.. seru! Sudah lama kami merindukan momen kumpul keluarga besar saya kaya gitu. Siapa sangka bisa barengan di satu penginapan sehari semalam disusul di acara pernikahan. Puas main-main. Saya dan anak-anak sempat ketemu ayah-mamah mertua, tapi Papa, yang cuma pulang tiga hari saja karena harus masuk kerja dan mikirnya toh masih bakal mudik pas liburan Agustus atau Desember-nya (belum beli tiket), jadinya blas enggak ketemu orang tuanya tahun ini. 😅

What a rare moment! Aisar represented my Papa.
🔽
❤️ MAR – Mama and kids enjoyed home country for a week before COVID19’s first case in Indonesia found, then when we reunited in Japan again, we were locked inside home until the next month.
Pasca akad nikah dan resepsi di Sukabumi (daerah keluarga mempelai putri), seminggu kemudian diadakan tasyakuran kecil-kecilan di Cepu (daerah keluarga saya), jadi saya pun tidak ikut Aisar kembali ke Jepang, melainkan turut serta bersama rombongan keluarga Mom-Papa saya pulang ke “Jawa” naik bus sewaan. Seru banget perjalanan 12 jam, berhenti di beberapa kota, dan banyak yang ngasuh anak-anak. Setibanya saya di rumah orang tua, kami mendengar kabar bahwa Jepang mulai memberlakukan State of Emergency (Kinkyu Jutei) selama dua minggu dan orang-orang mulai kalap belanja stok kebutuhan primer sampai diaper, pembalut, tisu, dan beras jadi langka. Sekembalinya kami di Jepang, kondisi demikian masih terjadi. Orang kalap tiap lihat tisu toilet distok, hand sanitizer dan masker habis di mana-mana, dan terasa banget orang paranoid sama suara batuk. Hingga sebulan kemudian anak-anak semua di rumah terus. Saya dan suami kalau ada perlu pergi ke luar selalu gantian agar ada yang menjaga mereka.
🔽
🧡 APR – 1st family outing after a month #stayathome.
Demi lihat sakura, kami beranikan keluar kandang sama anak-anak untuk bersepeda mencari sakura di sekitar rumah 🌸 . Yang biasanya pergi jauh-jauh hanya untuk 花見 hanami (melihat bunga) dan bertemu banyak orang, kadang piknik bareng bahkan tahun lalu kami liwetan di pinggir sungai Tamagawa, kali ini cukup bersyukur dengan keluarga sendiri, berempat saja, dan menikmati keindahan daerah sendiri.
🔽
❤️ MAY – Started routine as vlogger. We also spent Ramadan without any iftar party or taraweeh prayer outside for the first time in our lives 😦
Bulan ini lagi-lagi diberlakukan State of Emergency yang kedua. Sekolah belum masuk, kegiatan pergi keluar rumah juga belum ada, jadi Mama pun lebih banyak waktu untuk eksplorasi hal baru, salah satunya mewujudkan syuting resep masakan yang sudah lama di-request netizen (halah, sok iyes :D). Mulailah mendeklarasikan diri sebagai vlogger meskipun ketrampilan dan ketersediaan waktu masih sangat terbatas. Kalau sebelumnya YouTube hanya diisi untuk sharing video yang mau ditunjukkan ke teman atau keluarga, kali ini benar-benar diniatkan agar isinya memang hasil syuting dan editan. I’m a newbie in video editing! Kegiatan baru ini enggak hanya saya yang sibuk, tapi juga si Papa, yang harus jaga anak kalo Mamanya lagi syuting atau ngedit video.. wkwk. Anak-anak juga ikut sibuk kalau disuruh jadi konten 🤣. Lumayan jadi stress reliever karena saya emang dasarnya suka desain dan apa aja yang menuntut kreativitas macam itu. Di kemudian hari kerasa banget nyampahnya cuma scrolling medsos kalau lagi nggak ada video yang dikerjakan.
Oh ya, bulan ini juga Ramadhan. Meskipun sedih nggak bisa buka puasa bareng atau ikut tarawih berjamaah di masjid, Ramadhan jadi terasa lebih khusyuk ibadahnya karena tidak disibukkan dengan persiapan keluar rumah atau masak makanan buka yang wow, serta banyak ditegur juga kan dengan kehadiran corona betapa kita sebagai manusia itu lemah banget. Sama seseprotein kecil aja takut luar biasa. Hamdalah Musa berhasil puasa perdana (bedug, sahur saat bangun sekitar jam 8-9 pagi) tahun ini dan langsung mencetak rekor 30 hari. Sesuai janjinya sebelum ulang tahun bahwa ia akan menamatkan IQRA’, maka ia berhasil memulai bacaan Qur’an di hari ke-8 bulan ini.
🔽
🧡 JUNE – Papa got his driving license, which then changed our lives forever. We could do social distancing better and in contrast, managed to afford many proper trips for visiting friends or neighbors, reaching some rural areas, even picking or dropping customers in the business that Papa made later.
Setelah berulang kali penundaan dan sempat gagal baik di tes tulis maupun tes praktek, Papa akhirnya berhasil juga di ujian SIM Mobil ketiga. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi mengingat dia tidak mengikuti jalur umum (sekolah mengemudi atau konversi SIM Indonesia), yang artinya lebih berat ujiannya karena tidak ada bekgron pendukung (guru yang menguji atau pengakuan pernah menyetir sekian lama).
Banyak hal yang berubah dalam kehidupan kami sejak SIM ada di tangannya. Kami bukan “anak kereta” lagi, melainkan pelanggan setia car share sampai kemudian di bulan keempat saja status sebagai user naik level. Saat itu ada promo sewa murah di malam hari sehingga hampir setiap malam kami pergi keluar, padahal toko-toko dan restoran masih tutup cepat, rata-rata jam 7-8 malam. Hanya restoran sushi saja yang dapat kami datangi di atas jam itu. Kami punya banyak kesempatan untuk bertemu teman untuk sekedar bertransaksi atau menengok mereka dan mengunjungi tempat piknik yang dulu rasanya malas didatangi karena jauh dari stasiun seperti kebun-kebun buah. Metik blueberry sampai dua kali bulan ini! Di kemudian hari, “hobi” Papa menyetir dan peluang yang ada bertransformasi menjadi bisnis baru Diolabs.
🔽
❤️ JULY – Musa was back to school and Papa changed job.
Mama yang udah nyaman dengan kegiatan sama anak-anak di rumah, begitu abang kembali ke sekolah, jadwal pun ambyarrrr.. mulai lagi kesibukan bikin bento, antarjemput anak, memenuhi undangan dari sekolah (FYI, banyak ‘panggilan’ ortu di TK Jepang), dsb. Sementara itu, start-up tempat Papa kerja diakuisisi perusahaan lain yang lebih gede. Berbeda dengan tempat kerja sebelumnya yang memang nggak punya kantor kecuali satu alamat buat formalitas, perusahaan yang baru ini punya kantor fisik di Hamamatsucho 😂, jadi siap-siap kalo pandemi usai harus commuting rumah-kantor lagi. Meskipun sudah diambilalih kepemilikannya oleh pihak lain, statusnya masih pegawai perusahaan lama hingga Desember. Alhamdulillah, kebagian rezeki juga dari saham yang naik saat start up tersebut dijual.
🔽
🧡 AUG – Most productive summer!
Mama bikin “sharing week” tentang bisnis emak rantau, Papa bikin @diolabscarservice, Musa bikin ka’bah buatan dan kirim video manasik di rumahnya buat Eid Ceria online, profil keluarga hasil wawancara masuk media kota @goca.ota, ikutan lomba 17-an online, launching new vlog tiap minggu, pergi jauh ke beberapa prefecture sebelah, dll. sampai heran, kok bisa ya? Soalnya sekarang pas winter bawaannya slow dan ngantuk (>人<;)
🔽
❤️ SEP – Goes camping!
Ini mungkin tidak akan terjadi tahun ini kalau tidak ada pandemi karena rencananya dulu nunggu adik udah agak gede aja berkemahnya. Dengan adanya corona, kami terus mencari alternatif main outdoor. Tahunya Papa duluan yang kepikiran buat camping. Kebetulan minggu ketiga bulan ini masih hangat. Ke gunung pun tidak terlalu dingin, kecuali sepertiga malam terakhi(Mama doang sih yang kedinginan, yang lain pulesss).
🔽
🧡 OCT – Staycation using Go To Travel
Pertama kali dalam sejarah #ea5512trip, hotel menjadi tujuan wisata kami. Itu pun udah “mevvah” untuk ukuran pandemi :)) Hotelnya terkenal di kalangan penggemar kereta, jadi anak-anak girang banget. Dari kamar kami, kelihatan berbagai macam kereta JR dan shinkansen (capsule train) setiap beberapa menit sekali sampai tidur pun rasanya nggak terlalu pulas, masih dengar sayup-sayup suara kereta. Lucunya, karena kamar yang bisa menikmati kereta hanya single room, kami harus ambil dua unit. Honeymoon? mana bisa. Yang ada kami tepar karena duo Romasu Brothers nggak mau tidur-tidur meskipun sudah larut malam. Haha.
🔽
❤️ NOV – A lot of life lessons earned this month. We built new essential understanding as couple after a conflict and deep introspection was done respectively.
Kesibukan Papa ngojek makin hari makin menjadi sekalipun sebagian besar order sudah di-handle pihak partner yang memang (sebelum pandemi) tour and travel agent gitu. Mama pun jadi kurang me-time. Ini bahaya, bisa perang dunia. Benar saja. Suatu hari ‘kecemburuan’ itu memuncak karena rumah udah kaya kapal pecah dan Mama capek banget, tapi Papa cuma kelihatan di rumah sebentar-sebentar yang akibatnya: anak-anak nggak ada teman main, Mama nggak ada yang bantuin kerjaan rumah dan bawaannya pengen makan di luar. Intinya Mama kurang dan minta piknik 😛 Hahaha. Mana yang namanya cewek kan kalo udah bicara perasaan bisa ngoceh nggak berhenti-berhenti. Untungnya Papa jujur negurnya. Kuncinya cuma ASK. Tell what we want from our spouse! Jadi pasangan tuh ngerti apa kesalnya kita ke doi apa.
Bulan ini Mama juga ketemu junior ITB secara online yang akhirnya menyita perhatian selama beberapa minggu (diabadikan dalam blog saya, khusus untuk para Mamah Gajah) karena dia butuh bantuan. Akhirnya ada banyak obrolan dengan para alumni ITB lintas angkatan dan utamanya sama yang bersangkutan itu jadi kaya adik sendiri 🙂 Lumayan, ningkatin adrenalin karena ikut senang ketika orang lain senang.
🔽
🧡 DEC – The most memorable month after all! Time to enjoy end year and finish the targets.
Di tengah kondisi pandemi yang makin mencekam di gelombang ketiga ini hingga angka positif harian di Tokyo tembus 900-1000, Musa masih ada 発表会 happyokai (pentas seni) meskipun sangat singkat. Event tahunan terbesar kedua setelah undokai itu sangat ditunggu-tunggu tiap tahunnya karena super gemes lihat anak-anak TK nyanyi bareng dan main drama simple. Sayangnya, orang tua yang boleh datang hanya seorang saja, jadi Mama nitipin adik ke Papa biar nggak ganggu dokumentasi.
Di akhir tahun ini, Papa juga dapat kabar gembira dari kantornya a.k.a. naik gaji setelah sebelumnya selama pandemi gajinya dipotong, bahkan banyak temannya di-PHK (Terimakasih, ya Allah🥺), sedangkan Noah mulai belajar bobo tanpa nenen walaupun belum setiap hari. Mama mencoba mengatur prioritas dengan libur ngedit video buat vlog dulu. Mumpung libur halaqah online juga agar ada waktu untuk decluttering, beres-beres, make over rumah, mencoba aktif menulis lagi dan gabung FLP Jepang, mewujudkan pertemuan dan kunjungan yang tertunda, dan masih banyak lagi yang spesial, termasuk agenda foto-foto keluarga untuk ulang tahunnya adik nanti yang bisa teman-teman lihat di awal dan akhir tulisan ini 🙂
Yak, demikianlah review singkat tentang hidup kami setahun ini. Tahun yang tidak mudah kita lewati, tapi juga sangat menyenangkan ternyata setelah dijalani. Cocok banget sama lagunya Keluarga Cemara bahwa harta yang paling berharga dan istana yang paling indah saat ini adalah keluarga kita sendiri. Mau ke mana-mana juga takut. Mau ketemua siapa-siapa juga curigaan.
Let us pray and ask God to hep us escape from this pandemic. Semoga kita menjadi lebih baik di tahun 2021!

Tokyo, 31 December 2020
by Mama Ega
One thought on “Best 2020 Moments of EA5512”