potty (toilet) training story copy

Bye-bye, Diaper!


“Little poop going down” said Musa to his grandpa and grandma when we were in Hibiya park enjoying tulips (2018/04/10)  🤣 I think it was the most epic words from him during his toilet training and also that day was considered as my most thrilling moment with an on-training-toddler because for the first time I trusted him to not wear training pad at all while going outside. He, however, managed to keep his brief (or boxer? or trunk? whatever you say) dry until we touched down home again despite the challenges to find public toilet along our way for the first tour of Datuk and Nenek (Aisar’s parents) in Tokyo: Tokyo station –> Imperial Palace –> Hibiya Park –> Tokyo Tower. Super thankful Japan is very convenient in terms of providing the restroom wherever we go.

tulips in Hibiya Park Tokyo

Who knew that in this pic somebody was actually holding his urge to go to toilet 😀

It took over two weeks to finally I got ready to let Musa move without training pad support the whole day and night. Why me who got ready? Yeah, potty training  or toilet training is not only about your kid’s achievement. The challenge itself could be bigger in parent’s readiness, for example in my case I wasn’t prepared to train him in the winter since it would be bother me a lot to have extra laundry and wait them dry. I imagined to wash his clothes more plus the carpets, blanket, bed sheets, mattress and pillow, etc. which might be affected by pee or poo accidents. So, I waited until the temperature raised. Sadly, I already slipped my target to get him trained in the summer last year due to busy days, thus I didn’t want to wait till the next summer. Continue reading

1000 Days Musa


Berhubung angkanya lumayan cantik bolehlah dibuat sedikit catatan (beuh, padahal sih karena 1000 harinya kelewat 🙈 eh nggak apa-apa lah justru biar nggak sama kaya timing orang tahlilan.. wkwk). Bikin catatan perkembangan anak itu paling susah adalah menggali memori saking tiap detiknya lihat dia, jadi terasa seperti berlalu begitu saja semuanya tak ada yang spesial. Ye, kan? Makanya nulis ini penting biar ntar pas ditanya umur segini bisa ngapain aja kagak lupa. Mana tahu bisa jadi panduan mahmud yang usia anak pertamanya lebih muda atau calon ibu yang rajin mempersiapkan diri. Secara yaa dulu sebelum jadi Mama itu saya ini nol puthul alias nge-blank soal tumbuh kembang anak..

★ His physics at glance ★

Tahun lalu target saya Musa mencapai 12 kg, tapi nyatanya mentok di 11.5-11.7 kg sampai sekarang. Meski tampak kurus dan memang di grafik agak dekat underweight area, doi selera makannya tinggi. Suka apa aja, hanya nggak telaten untuk duduk manis makan utama yang 3x sehari itu. Pernah konsultasi ke staf posyandu yang datang ke jidokan (tempat main anak) katanya juga nggak perlu khawatir selama anaknya aktif dan sehat.

Semodern apa pun emaknya, tetap urusan begini sedikit mengganggu yah.

Ukuran bajunya sekarang minimal 95 cm kalo nggak mau ngatung meskipun untuk lebarnya tentu masih over. Dalam setengah tahun terakhir udah ganti 3x ukuran sepatu dari 14 ke 17 😅 Rezekinya Mama selalu dapat harga sepatu nggak lebih dari ¥500. Dua bulan lalu doi pergi ke dentist pertama kali, cek gigi ternyata nggak ada yang rusak (damaged tooth / musiba). Namun, belakangan entah kenapa kadang muncul bau mulut. Bulan depan harusnya kunjungan ke dokter lagi.

★ Bilingual, how does it turn? ★

Penggunaan bahasa Inggris dan Indonesia yang dipakai komunikasi dari bayi mulai kelihatan hasilnya dan alhamdulillah sesuai yang diharapkan. Doi bisa ngerti dan makai keduanya tanpa bingung makna walaupun Indonesia-nya masih kaya Cyinta Lawura 😅. Cuma gawatnya belakangan dua bahasa tersebut mulai di-mix juga seperti “habisin milk” atau “egg jatuh” yang mana saya nggak suka model gini, tapi ya mungkin salah kitanya juga kadang nggak sengaja rujakan bahasanya 😜 . Dengan fenomena itu saya diingatkan untuk kembali ke jalan yang benar, agar selalu satu bahasa satu kalimat.
Continue reading